Cari Blog Ini

Arsip Blog

Minggu, 17 Juli 2011

Makalah Sistem Pembelajaran


BAB I
PENDAHULUAN


Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, terutama dalam dunia pendidikan, segala kebutuhan masyarakat pendidik yang semakin kompleks maka pendidikan dengan segala cara membentuk suatu system, strategi serta proses pendidikan yang begitu beragam.
Namun walaupun demikian, segala sesuatu yang menyangkut tentang pendidikan, baik itu system, strategi serta proses didalamnya, tiada lain hanya untuk mencapai salah satu tujuan belajar yang sesuai dengan kaidah-kaidah pembelajarannya, serta demi tercapainya pendidikan yang bermutu dan berkualitas bagi calon guru sebagai fasilitatornya dan peserta didik sebagai objek dimana proses belajar mengajar berlangsung.
Maka dari itu, makalah yang kami buat ini Insya Allah akan mengisi dengan bahasan “Sistem Pembelajaran Dalam Proses Pendidikan”. Semoga apa yang penulis bahas ini dapat menjadikan kemanfaatan bagi kita .Amin.


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian dan Kegunaan Sistem
Banyak definisi yang digunakan untuk menjelaskan arti kata “Sistem”, diantaranya sebagai berikut :
a.       Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks/ terorganisir : suatu himpunan / perpaduan hal-hal / bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan / keseluruhan yang kompleks/utuh.
b.      Sistem merupakan himpunan komponen yang saling berkaitan yangg bersam-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
c.       Sistem merupakan sehimpunan komponen / subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai dengan rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Definisi-definisi diatas, yang pertama (a) menekankan soal wujud sistem, yang kedua (b) menaruh perhatian pada fungsi komponen yang saling berkaitan dan tujuan sistem, dan yang ketiga (c) menampilkan unsur rencana disamping saling berkaitannya antar komponen dan tujuan dari sistem itu sendiri. Meskipun definisi-definisi diatas itu berbeda-beda tetapi mengandung unsur persamaan yang dapat dipandang sebagai ciri umum dari sistem yaitu yang mencakup hal-hal sebagai berikut :
-          Sistem merupakan suatu kesatuan yang terstruktur
-          Kesatuan tersebut terdiri dari sejumlah komponen yang saling berpengaruh
-          Dan masing-masing komponen tersebut mempunyai fungsi tertentu dan secara bersama-sama melaksanakan fungsi struktur, yaitu mencapai tujuan sistem.[1]
Dengan demikian sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen. Komponen-komponen tersebut satusama lain saling berpengaruh dengan fungsinya masing-masing, tetapi secara fungsi komponen itu, terarah pada pencapaian satu tujuan (yaitu tujuan dari sistem itu sendiri) sebagai gambaran ilustrasi berikut ini mungkin dapat memperjelas arti batasan tersebut : Lalu lintas jalan raya adalah sebuah sistem, tujuannya adalah memperlancar hubungan transportasi antara tempat yang satu dengan tempat yang lain. Tujuan tersebut dapat dicapai jika ditunjang oleh sejumlah komponen, antara lain : jaringan jalanan yang dapat dilalui berbagai jenis kendaraan, macam-macam jenis kendaraan dan pemakai jalanan yang berbeda watak dan sifatnya. Juga peraturan-peraturan / ketentuan-ketentuan lalu lintas yang harus ditaati oleh pengemudi dan pemakai jalan, misalnya berjalan harus di sebelah kiri, ambulans harus didahulukan dan seterusnya. Tanda jalan / rambu jalan termasuk lampu pengatur lalu lintas.
Oleh sebab itu sistem merupakan proses untuk mencapai tujuan melalui pemberdayaan komponen-komponen yang membentuknya, maka sistem erat kaitannya dengan perencanaan. Perencanaan itu sendiri adalah pengambilan keputusan bagaimana memberdayakan komponen agar tujuan berhasil dengan sempurna. Oleh sebab itu proses berpikir dengan pendekatan sistem memiliki daya ramal akan keberhasilan suatu proses, artinya apabila seluruh komponen yang membentuk sistem bekerja sesuai dengan fungsinya , maka dapat dipastikan tujuan yang telah ditentukan akan tercapai secara optimal sebaliknya, jika komponen-komponen yang membentuk sistem tidak dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, maka pergerakan sistem akan terganggu, yang berarti akan menghambat pencapaian tujuan.
Suatu sistem memiliki ukuran dan batas yang sifatnya relatif. Bisa terjadi sesuatu sistem tertentu pada dasarnya merupakan subsistem dari suatu sistem yang lebih luas, misalnya, sistem pembelajaran yang memiliki komponen-komponen tertentu pada dasarnya merupakan subsistem dari suatu sistem pendidikan, dan sistem pendidikan merupakan subsistem dari sistem sosial masyarakat. Dalam sistem itu pun memiliki subsistem yang lebih kecil misalnya subsistem media, subsistem strategi dan lain-lain.
Kemudian, mengapa pembelajaran dikatakan sebagau suatu sistem ?. karena pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan yakni membelajarkan siswa. Proses pembelajaran itu merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai komponen sehingga setiap pendidik harus memahami sistem pembelajaran melalui pemahaman tersebut, minimal setiap guru akan memahami tentang tujuan pembelajaran dan hasil yang diharapkan.
Menurut (Ely :1979) sistem bermanfaat untuk merancang / merencanakan suatu proses pembelajaran. Perencanaan adalah proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan[2]. Oleh sebab itu proses perencanaan yang sistematis dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa keuntungan diantaranya sebagai berikut :
1.      Melalui sistem perencanaan yang matang guru akan terhindar dari keberhasilan secara untung-untungan. Sistem memiliki peran yang kuat dalam keberhasilan suatu proses pembelajaran karena memang perencanaan disusun untuk mencapai hasil yang optimal.
2.      Melalui sistem perencanaan yang sistematis, setiap guru dapat menggambarkan berbagai hambatan yang mungkin akan dihadapi. Sehingga dapat menentukan berbagai strategi yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3.      Melalui sistem perencanaan, guru dapat menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan berbagai sumber dan fasilitas yang ada untuk ketercapaian tujuan.

B.     Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Sistem Pembelajaran
1.      Faktor Guru
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa adanya guru bagaimana pun bagus dan idealnya suatu strategi jika tanpa adanya guru, strategi tersebut tidak dapat di implikasikan, karena guru merupakan suatu pekerjaan profesional, sehingga jabatan ini memerlukan suatu keahlian khusus yang menuntut seorang guru menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran serta ilmu-ilmu lainnya, dengan harapan akan dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik secara otomatis akan mampu menghasilkan output yang baik pula.
Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model / teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager of learning). Dengan demikian, efektivitas proses pembelajaran terletak di pundak guru. Oleh karena itu, keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas / kemampuan guru.
Menurut Dunkin (1974) ada sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas proses pembelajaran dilihat dari fakta guru, yaitu :
1)      Teacher Formative Experience, meliputi jenis kelamin serta semua pengalaman hidup seorang guru yang menjadi latar belakang sosial mereka, yang termasuk ke dalam aspek ini diantaranya meliputi tempat asal kelahiran, suku, latar belakang budaya dan adat istiadat.
2)      Teacher Training Experience, meliputi pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru, misalnya pengalaman latihan profesional, tingkat pendidikan, pengalaman jabatan dan lain-lain.
3)      Teacher Properties, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap profesinya, sikap guru terhadap siswa,kemampuan / intelegensi guru, motivasi dan kemampuan mereka baik kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran teramsuk di dalamnya kemampuan dalam merencanakan dan evaluasi pembelajaran maupun kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran.
2.      Faktor Siswa
Barnadila (1983) memberikan kriteria tentang seseorang dapat disebut sebagai siswa (kesiswaan) manakala telah lulus ujian seleksi, maupun latar belakang kultural / akademis yang kuat, wawasan yangg luas dan cukup mendalam, integritas kepribadian yang dewasa, dan memiliki sifat-sifat ilmuan : objektif, kritis, analitis, integratif dan komprehensif dengan daya logika yang tinggi untuk jenjang sarjana.[3] Kriteria tersebut tentu akan jelas berbeda dengan kriteria bagi anak yang baru mau masuk SMP maupun SMA.
Siswa ada organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak itu, disamping karakteristik lain yang melekat pada diri anak.
Seperti halnya guru, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran dilohat dari aspek siswa meliputi aspek latar belakang siswa yang menurut Dunkin disebut Pupil Formative experience serta faktor sifat yang dimiliki siswa (Pupil Properties).
Aspek latar belakang meliputi jenis kelamin siswa, tempat kelahiran, tempat tinggal siswa, tingkat sosial ekonomi siswa, dari keluarga yang bagaimana siswa berasal dan lain-lain, sedangkan dilihar dari sifat yang dimiliki siswa meliputi kemampuan dasar pengetahuan dan sikap. Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda yang dapat dikelompokan pada siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Siswa yang termasuk berkemampuan tinggi biasanya ditunjukan oleh motivasi tinggi dalam belajar, perhatian dan keseriusan dalam mengikuti pelajaran dan lain-lain. Sebaliknya siswa yang tergolong pada kemampuan rendah ditandai dengan kurangnya motivasi belajar, tidak adanya keseriusan dalam mengikuti pelajaran, termasuk menyelesaikan tugas dan lain sebagainya.
Sikap dan penampilan siswa di dalam kelas juga bisa mempengaruhi proses pembelajaran, ada kalanya ditemukan siswa yang sangat aktif (Hyperaktif) dan ada juga siswa yang pendiam, tidak sedikit juga ditemukan siswa yang memiliki motivasi rendah dalam belajar. Semua itu akan mempengaruhi proses pembelajaran di dalam kelas. Sebab, bagaimanapun faktor siswa dan guru merupakan faktor yang sangat menentukan dalam interaksi pembelajaran.
3.      Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pembelajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana adalah fasilitas yang tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan / pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sekaligus lapangan olahraga[4].
Terdapat beberapa keuntungan bagi sekolah yang memiliki kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu :
1.      Kelengkapan sarana dan prasarana dapat menumbuhkan gairah dan motivasi guru mengajar. Mengajar dapat dilihat dari 2 dimensi, yaitu sebagai proses penyampaian materi dan sebagai proses pengaturan lingkungan. Lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Jika belajar dipandang sebagai proses penyampaian materi, maka dibutuhkan sarana pembelajaran berupa alat dan bahan yang dapat menyalurkan pesan secara efektif dan efisien, sedangka manakala mengajar dipandang sebagai proses mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar, maka dibutuhkan sarana yang berkaitan dengan berbagai sumber belajar yang dapat mendorong siswa untuk belajar.
2.      Kelengkapan sarana dan prasarana dapat memberikan berbagai pilihan pada siswa untuk belajar. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda. Siswa yang bertipe auditif akan lebih mudah belajar melalui pendengaran, sedangkan tipe siswa yang visual akan lebih mudah belajar melalui penglihatan.
4.      Faktor Lingkungan
Ada 2 faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, yakni :
1.      Faktor organisasi kelas, yang didalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas merupakan aspek penting yang bisa  mempengaruhi proses pembelajaran. Organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, karena cenderung :
a.       Sumber daya kelompok akan terhambat luas, sesuai dengan jumlah siswa, sehingga waktu yang tersedia akan semakin sempit.
b.      Kelompok belajar akan kurang mampu memanfaatkan dan menggunakan semua sumber daya yang ada. Misalnya, dalam penggunaan waktu diskusi. Jumlah siswa yang terlalu banyak akan memakan waktu yang banyak pula, sehingga sumbangan pemikiran akan sulit didapatkan dari setiap siswa.
c.       Kepuasan belajar setiap siswa akan cenderung menurun. Hal ini disebabkan kelompok belajar yang terlalu banyak akan mendapatkan pelayanan yang terbatas dari setiap guru.
d.      Perbedaan individu antara anggota akan semakin terlihat sehingga akan semakin sulit mencapai kesepakatan
e.       Anggota kelompok yang terlalu banyak berkecenderungan akan semakin banyak siswa yang terpaksa menunggu untuk sama-sama maju mempelajari materi baru.
f.       Anggota kelompok yang terlalu banyak akan cenderung semakin banyaknya siswa yang enggan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan kelompok[5]
Faktor lain dari dimensi lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pembelajran adalah faktor iklim sosial-psikologis. Maksudnya keharmonisan hubngan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim sosial ini dapat terjadi secara internal / eksternal. Secara internal yang ditunjukan oleh kerja sama antar guru, saling menghargai dan saling membantu, maka mungkin iklim belajar menjadi sejuk dan tenang. Sehingga akan berdampak pada motivasi belajar siswa. Sebaliknya manakala hubungan tidak harmonis, iklim belajar akan mempengaruhi psikologis siswa dalam belajar.

C.    Komponen-Komponen Sistem Pembelajaran
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Namun demikian, kita akan sulit melihat bagaimana proses terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang, karena perubahan tingkah laku berhubungan dengan perubahan sistem syaraf dan perubahan energi yang sulit dilihat dan diraba[6]. Oleh sebab ituterjadinya proses perubahan tingkah laku merupakan suatu misteri atau para ahli psikologi menamakannya sebagai kotak hitam (Black Box), walaupun kita tidak dapat melihat proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang, tapi setidaknya kita bisa menentukan apakah seseorang telah belajar / belum, yaitu dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
Komponen-komponen sistem pembelajaran ada 5, yaitu :
1.      Tujuan, tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Mau dibawa ke mana siswa, apa yang harus dimiliki oleh siswa. Semuanya tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Sesuai dengan standar isi, kurikulum yang berlaku untuk setiap satuan pendidikan adalah kurikulum berbasis kompetensi, kurikulum berbasis kompetensi ini diharapkan mampu memecahkan berbagai persoalan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan, dengan mempersiapkan peserta didik, melalui perencanaan pelaksanaan evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif dan efisien.
2.      Isi/materi pelajaran merupakan komponen kedua dalam sistem pembelajaran. Dalam konteks tertentu, materi pelajran merupakan inti dalam proses pembelajaran, artinya sering terjadi proses pembelajaran diartikan sebagai proses penyampaian materi. Hal ini bisa dibenarkan manakala tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran (Subject Centered Teaching).
3.      Strategi / metode adalah komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui strategi yang tepat maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan.
4.      Alat dan sumber , walaupun fungsinya sebagai alat bantu, tetapi memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dengan komponen-komponen yang lain. Dalam kemajuan teknologi seperti sekarang ini memungkinkan siswa dapat belajar dari mana saja dan kapan saja dengan memanfaatkan hasil-hasil teknologi.
5.      Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam sistem proses pembelajaran. Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran, melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen sistem pembelajaran


BAB III
KESIMPULAN


Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan  yang kompleks / terorganisir; suatu himpunan / perpaduan hal-hal / bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan / keseluruhan yang kompleks / utuh. Definisi-definisi sistem :
a)      Menekankan soal wujud sistem
b)      Menaruh perhatian pada fungsi komponen yang saling berkaitan dan tujuan sistem.
c)      Menampilkan unsur rencana disamping saling berkaitan antar komponen dan tujuan dari sistem.
Unsur persamaan yang dapat dipandang sebagai ciri umum dari sistem, yaitu :
·         Sistem merupakan suatu kesatuan yang terstruktur
·         Kesatuan tersebut terdiri dari sejumlah komponen yang saling berpengaruh
·         Masing-masing komponen tersebut mempunyai fungsi terten tu dan secara bersama-sama melaksanakan fungsi struktur yaitu mencapai tujuan sistem.
Beberapa keuntungan dalam proses pembelajaran :
·         Melalui sistem perencanaan yang matang
·         Melalui sistem perencanaan yang sistematis
·         Melalui sistem perencanaan
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sistem pembelajaran :
1.      Faktor guru
a.       Teacher for motivate experience, meliputi jenis kelamin serta semua pengalaman hidup guru.
b.      Teacher training experience, pengalaman yang berhubungan dengan aktifitas dan latar belakang pendidikan guru
c.       Teacher properties, berhubungan dengan sifat yang dimiliki guru
2.      Faktor siswa
3.      Faktor sarana dan prasarana
4.      Fakto lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran. Kencana Prenada Group : 2008

Susilo, Muhammad Joko. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pustaka Pelajar : 2007.



[1] Muhammad Joko Susilo, S.Pd., M.Pd. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Hal 29, Pustaka Pelajar : 2007.
[2] Dr. Wina Sanjaya, M.Pd. Strategi Pembelajaran,hal 51, Kencana Prenada Group : 2008
[3] Muhammad Joko Susilo,S.Pd.,M.Pd., Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan, hal 58, Pustaka Belajar : 2007.
[4] Muhammad Joko Susilo,S.Pd.,M.Pd., Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan, hal 65, Pustaka Belajar : 2007.

[5] Dr. Wina Sanjaya,M.Pd. Strategi Pembelajaran, hal 56, Kencana Prenada Group : 2008
[6] Dr. Wina Sanjaya,M.Pd. Strategi Pembelajaran, hal 57, Kencana Prenada Group : 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar