BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dikeluarkannya Permen No. 22 tahun 2006 tentang standar isi (SI) adalah merupakan salah satu kelanjutan upaya pemerintah untuk memajukan pendidikan. Hal tersebut terlihat pada Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang Undang ini mengamanatkan pembaharuan yang besar dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Menurut Permen No. 22 tahun 2006, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif.
Hal senada juga diungkapkan oleh Soedjadi (2004) bahwa pendidikan matematika memiliki dua tujuan besar yang meliputi : (1) Tujuan yang bersifat formal yang memberi tekanan pada penataan nalar anak serta pembentukan pribadi anak, dan (2) Tujuan yang bersifat material yang memberi tekanan pada penerapan matematika serta kemampuan memecahkan masalah matematika. Dari tujuan di atas terlihat bahwa matematika sangat penting untuk menumbuhkan penataan nalar atau kemampuan berfikir logis serta sikap positif siswa yang berguna dalam mempelajari ilmu pengetahuan maupun dalam penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Di Indonesia dipopulerkan pembelajaran PMRI, Pendekatan Matematika Realistik ini sesuai dengan perubahan paradigma pembelajaran, yaitu dari paradigma mengajar ke paradigma belajar atau perubahan paradigma pembelajaran yang terpusat pada guru ke paradigma pembelajaran yang terpusat pada siswa. Hal ini adalah salah satu upaya dalam rangka memperbaiki mutu pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini dikemukakan sebagai berikut :
1. Apa pengertian Pendidikan Matematika Realistik (PMR) ?
2. Apa saja prinsip-prinsip PMR ?
3. Bagaimana karakteristik Pendidikan Matematika Realistik itu ?
4. Bagaimana contoh penerapan PMR ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, di samping untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah “Pembelajaran Matematika” di Institut Agama Islam Darussalam Ciamis juga sebagai berikut :
- Mengetahui pengertian Pendidikan Matematika Realistik
- Mengetahui prinsip-prinsip PMR
- Mengetahui karakteristik PMR
- Mengetahui contoh PMR
D. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan makalah yang digunakan adalah dengan cara studi pustaka, yaitu mempelajari buku-buku yang dijadikan referensi dalam pengumpulan informasi dan data yng ada kaitannya dengan masalah-masalah yang akan kami bahas, serta pencarian dengan melalui jalur internet.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Metode Penulisan
E. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Matematika Realistik
B. Prinsip-prinsip Pendidikan Matematika Realistik
C. Karakteristik Pendidikan Matematika Realistik
D. Contoh Penerapan Pendidikan Matematika Realistik
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Matematika Realistik (PMR)
Pendidikan Matematika Realistik (PMR) merupakan adopsi dan adaptasi dari Realistic Mathematics Education (RME) yang diperkenalkan dan dikembangkan di Belanda pada tahun 1970 oleh Institut Freudenthal.
Pendidikan Matematika Realistik (PMR) adalah pendidikan matematika yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Masalah-masalah realistik digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal.
Matematika realistik menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran, maka situasi masalah perlu diusahakan benar-benar kontekstual atau sesuai dengan pengalaman siswa-siswi, sehingga mereka dapat menyelesaikan masalah dengan cara-cara informal melalui matematisasi horisontal.
Pembelajaran matematika menurut pandangan konstruktivis adalah memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk mengkonstruk konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi. Guru dalam hal ini berperan sebagai fasilitator.
B. Prinsip-prinsip PMR
Ada tiga prinsip utama dalam PMR, yaitu :
1. Penemuan kembali terbimbing dan matematisasi progresif artinya dalam mempelajari matematika perlu diupayakan agar siswa-siswi mempunya pengalaman dalam menemukan sendiri berbagai konsep dan prinsip matematika.
2. Fenomenologi didaktik artinya bahwa dalam mempelajari konsep, prinsip dan materi lain dalam matematika, peserta didik perlu bertolak dari fenomena-fenomena kontekstual, yaitu masalah-masalah yang berasal dari dunia nyata atau setidaknya dari masalah yang dapat dibayangkan.
3. Mengembangkan model-model sendiri, artinya bahwa dalam mempelajari konsep-konsep atau materi-materi matematika yang lain melalui masalah kontekstual, peserta didik perlu mengembangkan sendiri model atau cara menyelesaikan masalah tersebut.
C. Karakteristik PMR
Karakteristik dasar yang menjadi ciri khusus dari PMR adalah menggunakan :
1. Menggunakan konteks “Dunia nyata”
Dalam PMR, pembelajaran diawali dengan masalah kontekstual (dunia nyata), sehingga memungkinkan peserta didik menggunakan pengalaman sebelumnya secara langsung. Melalui abstraksi dan formalisasi peserta didik akan mengembangkan konsep yang lebih komplit. Kemudian, mereka dapat mengaplikasikan konsep matematika ke bidang konsep matematika dengan pengalaman anak didik sehari-hari.
2. Menggunakan model-model (matematisasi)
Peserta didik membuat model sendiri dalam menyelesaikan masalah. Pertama adalah model situasi yang dekat dengan dunia nyata mereka. Kemudian generalisasi dan formalisasi merupakan proses matematisasi dari situasi dunia nyata ke dunia abstrak yang bersifat formal.
3. Menggunakan produksi dan kostruksi
Dalam PMR ditekankan bahwa dengan pembuatan “produksi bebas” peserta didik terdorong untuk melakukan refleksi pada bagian yang mereka anggap penting dalam proses belajar. Strategi informal peserta didik yang berupa prosedur pemecahan masalah kontekstual merupakan sumber inspirasi dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut yaitu untuk mengkonstruksi pengetahuan matematika formal.
4. Menggunakan interaktif
Interaksi antar murid dengan guru merupakan hal yang mendasar dalam PMR, secara eksplisit bentuk interaksi yang berupa negosiasi, penjelasan, pembenaran, setuju, tidak setuju, pertanyaan atau refleksi digunakan untuk mencapai bentuk formal dari bentuk interaksi informal peserta didik.
5. Menggunakan keterkaitan
Jika dalam pembelajaran kita mengabaikan keterkaitan dengan bidang lain, maka akan berpengaruh pada penyelesaian masalah. Dalam mengaplikasikan matematika pun diperlukan pengetahuan yang lebih kompleks, dan tidak hanya aritmatika, aljabar / geometri tetapi juga bidang lainnya.
D. Contoh Penerapan PMR
Secara konkrit, penerapan PMRI dalam pembelajaran dilakukan melalui langkah-langkah operasional sebagai berikut :
1. Pemberian masalah
2. Penyelesaian masalah oleh peserta didik dengan cara mereka sendiri
3. Peserta didik yang memiliki penyelesaian masalah yang berbeda-beda mempresentasikan hasil pekerjaannya.
4. Peserta didik lain memberikan tanggapan terhadap pekerjaan yang telah dipresentasikan
5. Dari beberapa penyelesaian dan hasil diskusi, kemudian peserta didik memilih penyelesaian yang paling baik
6. Peserta didik mengakhiri kegiatan penyelesaian masalah dengan refleksi
Dalam pembelajaran, sebelum peserta didik masuk pada sistem formal, terlebih dahulu dibawa ke situasi informal. Misalnya, pembelajaran pecahan dapat diawali dengan pembagian sebuah kue menjadi beberapa bagian yang sama. Sehingga tidak terjadi loncatan pengetahuan informal anak didik dengan konsep-konsep matematika (pengetahuan matematika formal). Setelah mereka memahami pembagian menjadi bagian yang sama, baru diperkenalkan istilah pecahan pada mereka.
BAB III
KESIMPULAN
1. Pendidikan Matematika Realistik (PMR) adalah pendidikan matematika yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman peserta didik sebagai titik awal pembelajaran. Masalah-masalah realistik digunakan sebagai sumber munculnya konsep matematika / pengetahuan matematika formal.
2. Prinsip Pendidikan Matematika Realistik (PMR) :
- Penemuan kembali terbimbing dan matematisasi progresif
- Fenomenologi didaktik
- Mengembangkan model-model sendiri
3. Karakteristik PMR
- Menggunakan konteks “dunia nyata”
- Menggunakan model-model (matematisasi)
- Menggunakan produksi dan konstruksi
- Menggunakan interaktif
- Menggunakan keterkaitan
4. Penerapan PMRI
Langkah-langkah pelaksanaan PMRI :
- Pemberian masalah
- Penyelesaian masalah oleh siswa
- Membandingkan antar pekerjaan siswa
- Diskusi antar siswa
- Memilih penyelesaian yang lebih baik
- Refleksi
DAFTAR PUSTAKA
http://www.darsonmate.blogspot.com/ 2010/ 04/ pmri. Inovasi Pembelajaran-Matematika html
Esti, Widayati dkk. 2009. Pembelajaran Matematika MI. Ponorogo. LAPIS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar