Cari Blog Ini

Arsip Blog

Minggu, 17 Juli 2011

Makalah Perkembangan Bahasa Anak


BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang Masalah
Masa bayi atau balita (dibawah lima tahun) adalah masa yang paling signifikan dalam kehidupan manusia, dan jika diibaratkan seperti pondasi dalam sebuah bangunan, jika pondasinya kokoh maka bangunannya pun akan kuat dan tahan lama dan sebaliknya jika pondasinya rapuh maka bangunannya akan mudah roboh dan rusak.
Pada masa balita ini, manusia pertama kali belajar atau diperkenalkan dengan suasana yang sama sekali “baru”, dibanding masa-masa sebelumnya di dalam kandungan. Selama 3 hari pertama bayi yang normal masih lebih banyak tidur. Sekitar 80 % waktunya dipergunakan untuk tidur, setelah 2 minggu pertama bayi mulai mampu melakukan beberapa kegiatan tanpa bantuan orang lain. Menjelang usia 7-8 bulan, perasaan atau emosi bayi mulai muncul walaupun rasio atau pikiran belum berfungsi sama sekali, pada usia 12-14 bulan bayi mulai mengenal lingkungannya, baik lingkungan fisik ataupun sosial.


BAB II
PEMBAHASAN


A.  Pengertian Perkembangan
Perkembangan secara khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental psikologi manusia.
Pengertian perkembangan menunjuk padda suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan juga berkaitan dengan belajar khususnya mengenai isi proses perkembangan. Di samping itu bagaimana suatu hal dipelajari, dengan demikian perkembangan dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pemasakan dan belajar.

B.  Perkembangan Permainan
Dunia anak adalah dunia bermain (Playing is the world of children). Permainan merupakan aktifitas utama yang dilakukan dalam kehidupan anak. Anak-anak suka bermain karena di dalam diri mereka terdapat dorongan batin dan dorongan mengembangkan diri.
Permainan bagi anak-anak adalah suatu bentuk aktifitas yang menyenangkan yang dilakukan semata-mata untuk aktifitas itu sendiri, bukan ingin memperoleh sesuatu yang dihasilkan dari aktifitas tersebut. Hal ini adalah karena bagi anak-anak proses melakukan sesuatu lebih menarik daripada hasil yang akan didapatkannya.
a.       Bentuk-bentuk Permainan
1.      Menurut Buhler
-          Permainan gerak dan permainan fungsi (dari lahir - ± 3 tahun)
-          Permainan peran, permainan fantasi dan permainan fiksi (2-5 tahun)
-          Permainan reseptif (ada setelah tahun ke-2 : tidak ada puncak yang terikat pada usia tertentu)
-          Permainan kostruktif (mulai 2 tahun dan meningkat pada usia 5 tahun)
2.      Menurut Parten
-          Gerakan yang terarah
-          Tingkah laku pengamat
-          Permainan solitair
-          Permainan pararel
-          Permainan asosiatik
-          Permainan kooperatif
3.      Menurut Piaget
-          Permainan latihan (2 tahun pertama)
-          Permainan simbolis (sesudah tahun ke-2)
-          Permainan aturan (antara 7-11 tahun)
4.      Menurut Caillos
-          Permainan kompetisi
-          Dadu
-          Menirukan
-          Pusaran
b.      Jenis-jenis Permainan
Jenis permainan dapat dikategorikan ke dalam 3 kelompok, yaitu :
1.      Permainan Aktif
Permainan ini biasanya melibatkan lebih dari satu orang anak, bentuknya bisa berupa olahraga. Permainan ini memotivasi anak untuk belajar meraih keunggulan serta belajar bertahan dalam persaingan
2.      Permainan Pasif
Permainan ini bersifat mekanis dan biasanya dilakukan tanpa teman yang nyata seperti main game. Permainan seperti ini memiliki sifat positif dan negatif, positifnya anak bisa memiliki keterampilan tertentu yang bisa berproses menjadi sebuah keahlian tertentu. Sedangkan negatifnya adalah keseringan dan ketergantungan berlebihan bila tidak dibatasi oleh orang tua.
3.      Permainan Fantasi
Permainan imajinasi yang diciptakan sendiri oleh anak dalam dunianya.
c.       Faedah Permainan
Beberapa faedah permainan untuk anak-anak, diantaranya adalah sebagai berikut.
1.      Sarana untuk membawa anak ke alam masyarakat
2.      Mampu mengenal kekuatan sendiri
3.      Mendapat kesempatan mengembangkan fantasi dan menyalurkan kecenderungan pembawaannya.
4.      Berlatih menempa perasaan
5.      Memperoleh kegembiraan, kesenangan dan kepuasan.

C.  Perkembangan Bahasa
Sebelum mampu berbicara umumnya seorang anak memiliki perilaku untuk mengeluarkan suara-suara yang bersifat sederhana kemudian berkembang secara kompleks yang mengandung arti, suara-suara yang dikeluarkan anak dapat dibedakan antara suara tangis, suara mendekut dan suara ocehan. Menurut Van Ginneken suara-suara pertama yang dikeluarkan oleh huruf-huruf hidup. Sedangkan menurut Buhler huruf-huruf mati pertama yang diucapkan adalah B,P,N,K,G,R (menurut pendapat lain T,P,B,M,N). Sedangkan yang sulit diucapkan adalah huruf mati tunggal Z,W,S dan G dan huruf mati rangkap ST,STR, dan DR.
Schaerlaekens (1977), membedakan perkembangan bahasa pada masa awal anak-anak ini atas tiga periode, yaitu periode pralingual (kalimat satu kata), periode lingual awal (kalimat dua kata) dari 1 hingga 2,5 tahun dan periode differensiasi (kalimat tiga kata dengan bertambahnya diferensiasi pada kelompok kata dan kecakapan verbal)
a.       Tugas-tugas Perkembangan Bahasa
Dalam berbahasa anak dituntut untuk menuntaskan atau menguasai tugas pokok yang satu sama lainnya saling berkaitan, tugas itu adalah sebagai berikut.
1.      Pemahaman, yaitu kemampuan memaknai ucapan orang lain. Bayi memahami bahas orang lain, bukan memahami kata-kata yang diucapkannya tetapi memahami kegiatan / gerakan atau gesturenya.
2.      Pengembangan pembendaharaan kata
Pembendaharaan kata-kata anak berkembang dimulai secara lamban. Pada usia dua tahun dan pada usia pra sekolah mengalami tempo yang cepat dan akan terus meningkat setelah anak masuk sekolah.
3.      Penyusunan kata-kata menjadi kalimat
Kemampuan menyusun kata-kata menjadi kalimat umumnya berkembang sebelum usia 2 tahun dan dengan meningkatnya usia anak dan keluasan pergaulannya tipe kalimatnya pun semakin panjang dan kompleks.
4.      Ucapan, kemampuan mengucapkan kata-kata merupakan hasil belajar melalui imitasi (tiruan) terhadap suara yang didengar anak dari orang lain (terutama orang tuanya).
b.      Tipe Perkembangan Bahasa Anak
Ada 2 tipe perkembangan bahasa pada anak, yaitu :
1.      Egosentric speech, yaitu anak berbicara kepada dirinya sendiri. Ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berfikir anak yang pada umumnya dilakukan oleh anak berusia 2-3 tahun. Contoh sebagai penjelasan : anak menangkap suatu percakapan, kemudian percakapan itu diulanginya untuk dirinya sendiri.
2.      Socialized speech, yaitu terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan temannya atau lingkungannya. Ini akan membantu / berfungsi mengembangkan kemampuan penyesuaian sosial anak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa :
1.      Kognisi (proses memperoleh pengetahuan)
Tinggi rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat lambatnya perkembangan bahasa individu.
2.      Pola komunikasi dalam keluarga
Dalam suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah akan mempercepat perkembangan bahasa keluarganya.
3.      Jumlah anak atau jumlah keluarga
Suatu keluarga yang memiliki banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa anak akan lebih cepat karena terjadi komunikasi yang bervariasi dibanding dengan yang hanya memiliki anak tunggal dan tidak ada anggota lain selain keluarga inti.
4.      Posisi urutan kelahiran
Perkembangan bahasa anak yang posisi kelahirannya di tengah akan lebih cepat ketimbang anak sulung atau bungsu. Hal ini disebabkan anak sulung memiliki arah komunikasi ke bawah saja dan anak bungsu hanya memiliki arah komunikasi ke atas saja.
5.      Kedwibahasaan (pemakaian dua bahasa)
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya daripada yang hanya menggunakan satu bahasa saja. Karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara bervariasi.
Dan adapun menurut Syamsu Yusuf dalam bukunya  yang berjudul Psikologi Perkembangan Anak mengatakan bahwa perkembangan bahasa dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu :
-          Faktor kesehatan
-          Intelegensi
-          Status sosial ekonomi keluarga
-          Jenis kelamin
-          Hubungan dengan keluarga

D.  Perkembangan Fantasi
Fantasi adalah yang berhubungan dengan khayalan atau sesuatu yang tidak benar-benar ada dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja. Kata lain untuk fantasi adalah imajinasi.
Fantasi ialah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru. Dengan kekuatan fantasi, manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan menjangkau ke depan, ke keadaan-keadaan yang mendatang. Fantasi sebagai kemampuan jiwa manusia dapat terjadi secara :
1.      Disadari
Yaitu apabila individu betul-betul menyadari akan fantasinya
2.      Tidak disadari
Yaitu apabila individu tidak secara sadar telah dituntun oleh fantasinya.
a.       Macam-macam fantasi
1.      Fantasi yang menciptakan atau kreatif merupakan fantasi yang menciptakan sesuatu. Misalnya fantasi yang dimiliki oleh seniman.
2.      Fantasi yang dituntun atau terpimpin, merupakan bentuk fantasi yang dituntun oleh pihak lain.
Bila dari cara orang berfantasi, maka fantasi dapat dibedakan atas tiga fantasi yaitu :
1.      Fantasi yang mengabstraksi
Yaitu cara orang berfantasi dengan mengabstraksikan beberapa bagian sehingga ada bagian-bagian yang dihilangkan. Misalnya anak belum pernah melihat gurun pasir, maka untuk menjelaskan dipakailah bayangan hasil persepsi yaitu lapangan. Bayangan lapangan ini dipakai sebagai loncatan untuk menjelaskan gurun pasir.
2.      Fantasi yang mendeterminasi
Yaitu cara orang berfantasi yang mendeterminasi terlebih dahulu. Misalnya anak belum melihat harimau, yang telah mereka kenal kucing; maka kucing digunakan sebagai bahan untuk memberikan pengertian tentang harimau, dalam bayangan seperti kucing tetapi bentuknya besar.
3.      Fantasi yang mengkombinsi
Yaitu orang berfantasi dengan cara mengkombinasi pengertian-pengertian atau bayangan-bayangan yang ada pada individu yang bersangkutan. Misalnya berfantasi tentang ikan duyung, yaitu kepalanya kepala seorang wanita, tetapi badannya badan ikan. Jadi adanya kombinasi dari kepala manusia dengan badan ikan.

b.      Beberapa masa fantasi
Setelah anak-anak mengalami masa egosentris, fantasinya mengalami perkembangan melalui masa-masa sebagai berikut.
a.       Masa dongeng (4-8 tahun)
Masa ini bertepatan waktunya dengan perkembangan anak ke arah kenyataan. Anak suka sekali mendengarkan cerita kehidupan seperti anak yang lucu, anak yang kotor, anak yang jarang mandi dan sebagainya. Masih pada masa ini juga anak suka cerita raja-raja pemburu yang kejam, raksasa dan sebagainya.
b.      Masa robinson / rousoe (8-12 tahun)
Pada masa ini anak mengalami realisme naif (diterima tanpa kritik) kemudian anak memasuki masa realisme kritis yaitu masa anak tidak menyukai lagi dongeng yang fantastis. Dongeng yang tidak masuk akal, sekarang ia lebih menyukai cerita yang benar-benar terjadi, cerita yang masuk akal seperti cerita perjalanan, cerita roman dan sebagainya.
c.       Masa pahlawan (12-15 tahun)
Anak suka membaca buku-buku perjuangan, karya orang-orang kenamaan yang tidak pernah terjadi. Lambat laun lenyaplah fantasi ilusionistis yaitu fantasi yang terikat pada tanggapan kenangan sedangkan fantasi mengkombinasi maju dengan pesat.

c.       Beberapa nilai fantasi
-          Fantasi dapat dipergunakan untuk hiburan
-          Fantasi dapat memudahkan anak dalam menerima pelajaran
-          Fantasi membentuk budi pekerti anak bila ia membaca atau melihat film yang baik-baik, ia terdorong meniru dan berbuat seperti yang dibaca atau dilihatnya.
Beberapa keburukan fantasi
Selain memiliki nilai-nilai manfaat, dari sisi lain fantasi itu menimbulkan dampak yang tidak baik, yaitu :
a.       Anak sering tenggelam ke adalam dunia fantasinya, tampaknya ia suka melamun.
b.      Anak takut menghadapi kenyataan, ia menjadi orang yang pemalu atau menjadi seorang pembual di kalangan teman-temannya.


BAB III
KESIMPULAN


Perkembangan bahasa, permainan dan fantasi adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lain dan dengan bahasa pula lah manusia dapat mengenal atau memahami dirinya, sesama manusia, alam dan penciptanya.
Dengan bermain kita juga dapat melupakan permasalahan-permasalahan yang kita hadapi setelah seharian sibuk dengan pekerjaan.
Begitu pula dengan berfantasi, dengan kita berfantasi akan memunculkan hal-hal baru yang sebelumnya belum pernah kita temui.
DAFTAR PUSTAKA


Al-mijhwar. Muhammad. 200. Psikologi Remaja. Bandung : Pustaka Setia.

Dariyo, Agoes. 2007. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. Refika Aditama.

Desmita. 2007 Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Rahayu Haditono, Siti. 2002. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Bebagai Bagiannya. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Zulkifli. 2002. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

http://psikologi45.blogspot.com/2010/06/perkembangan-pengertian-dan-fantasi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar